Manajemen sumber daya manusia Indonesia
Secara sederhana pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia ditujukan untuk meningkatkan kontribusi tiap-tiap pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas. Menurut Edwin B. Flippo (Sedarmayanti, 2001:5), Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Edwin B. Flippo menyiratkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah fungsi manajemen atas kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Secara sederhana pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia ditujukan untuk meningkatkan kontribusi tiap-tiap pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas. Menurut Edwin B. Flippo (Sedarmayanti, 2001:5), Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengitegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Edwin B. Flippo menyiratkan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah fungsi manajemen atas kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.
Sedangkan Mosses N. Kiggundu mendefinisikan bahwa Human Resource Management is the development and utilization of personnel for the effective achievement of individual, organizational, community, national and international goals and objectives (Gomez, 1999:4). Mosses N. Kiggundu menyebutkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah Pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, dan internasional. Kedua definisi diatas menyiratkan makna bahwa tujuan kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, dan internasional.
Berangkat dari keyakinan Mary Parker Follet (dalam Sulistiyani, 2003:4) bahwa segala masalah manajemen pada hakekatnya merupakan masalah hubungan antar manusia, maka keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh efektivitas kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia tidak terlepas dari bidang telaah Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). MSDM adalah pendekatan terhadap pendayagunaan manusia yang dipopulerkan pada tahun 1970-an dan diterima secara luas pada tahun 1969 menggantikan istilah Manajemen Personalia. Secara etimologi, MSDM merupakan penggabungan dua konsep yaitu manajemen dan sumber daya manusia. Konsep manajemen yang paling populer adalah sebagaimana dikemukakan oleh Stoner dan Freeman bahwa Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Sulistiyani, 2003:7)
Sedangkan konsep sumber daya manusia oleh Nawawi (2005:40) dirumuskan sebagai berikut Sumber Daya Manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pegawai atau pegawai).
1. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
2. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisisk dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
Jika kedua konsep tersebut digabungkan maka akan diperoleh definisi bahwa MSDM adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian terhadap potensi manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Samsudin (2006:22) berpendapat bahwaManajemen sumber daya manusia adalah suatu pengelolaan yang meliputi pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi atau perusahaan bisnis.
Pengertian yang lebih luas dikemukakan oleh Kathrin Connor (dalam Ellitan, 2002,67) bahwa Human resources are a part of the strategic planning process. It is a part of policy development, line extension planning and the merger and acquisition processes. Little is done in planning policy on the finalization stages of any deal. Berdasarkan pandangan Connor tersebut maka SDM merupakan bagian proses perencanaan strategis dan menjadi bagian pengembangan kebijaksanaan organisasi, perencanaan perluasan lini organisasi, proses merger dan akuisisi organisasi. Hanya sebagian kecil saja hal-hal yang dilakukan organisasi tanpa melibatkan SDM dalam membuat perencanaan, kebijaksanaan, dan pembentukan strategi organisasi. Dengan demikian, aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia dititikberatkan pada pencapaian berbagai tujuan, baik tujuan individu, organisasi dan masyarakat serta diantaranya dilakukan melalui kegiatan perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian prestasi kerja, kompensasi, pemeliharaan keselamatan tenaga kerja dan hubungan pegawai.
Sumber daya manusia berperan dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan suatu organisasi. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Betapa pun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun jika tanpa sumber daya manusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, kebijakan dan praktek manajemen sumber daya manusia memainkan peranan penting dalam menghadapi perubahan secara lebih baik.
Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasipun menjadi semakin kompleks. Disamping permasalahan yang timbul dari luar, permasalahan yang dihadapi oleh organisasi juga timbul dari dalam organisasi itu sendiri, sehingga dibutuhkan pengelolaan atas sumber daya secara efektif dan efesien, terutama pengelolaan terhadap sumber daya manusia. Berkenaan dengan hal tersebut, John B. Miner dan Mary Green Miner mengatakan bahwa Human resource planning may be described as a process that seeks to ensure that the right number and kinds of people will be at the right places at the right time in the future, capable of doing those things that are needed so that the organization can continue to achieve its goals (Moekijat, 1989:4). Perencanaan sumberdaya manusia diuraikan sebagai suatu proses yang berusaha menjamin bahwa jumlah dan jenis pegawai yang tepat akan tersedia pada tempat yang tepat pada waktu yang tepat untuk waktu mendatang, mampu melakukan hal-hal yang diperlukan agar organisasi dapat terus mencapai tujuannya. Untuk menjamin kualitas sumber daya maka dibutuhkan perencanaan yang matang mulai saat perekrutan dan pengembangan ketika mereka telah mulai bekerja. Manajemen sumber daya manusia yang dilakukan dengan tepat mampu menjamin organisasi dalam mengikuti perubahan lingkungan luar dan pengembangan dari dalam.
French dalam Sedarmayanti (2001:5) mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah penarikan (recruitment), seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi merupakan suatu kemampuan, keahlian dan keterampilan yang mutlak harus dimiliki pimpinan organisasi. Berkenaan dengan hal tersebut, Sastrohadiwiryo (2005:28) merumuskan bahwa Manajemen sumber daya manusia adalah seni dan ilmu dalam fungsi pokok manajemen dalam hubungannya dengan pelaksanaan fungsi administratif dan fungsi operasional terhadap tenaga kerja dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses yang terdiri dari rekrutmen atau penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk menjamin bahwa jumlah dan jenis sumber daya yang tepat akan tersedia pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk masa mendatang, mampu melakukan hal-hal yang diperlukan agar organisasi dapat terus bertahan dan berkembang.
Tujuan utama manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi pegawai terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas kerja individu dan organisasi yang bersangkutan. Tujuan tersebut lebih lanjut dapat dijabarkan ke dalam 4 tujuan yang lebih operasional, yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Masyarakat (Societal Objective). Untuk bertanggung jawab secara sosial, dalam hal kebutuhan dan tantangan yang timbul dari masyarakat. Suatu organisasi yang berada ditengah-tengah masyarakat diharapkan membawa manfaat atau keuntungan bagi masyarakat. Oleh sebab itu suatu organisasi diharapkan mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusianya agar bermanfaat dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat.
2. Tujuan Organisasi (Organization Objective). Untuk melihat bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada (exist), maka perlu adanya kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan. Manajemen sumber daya manusia bukan suatu tujuan dan akhir suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh sebab itu suatu unit atau bagian manajemen sumber daya manusia di dalam suatu organisasi diwujudkan untuk melayani bagian lain di dalam organisasi tersebut.
3. Tujuan Fungsi (Functional Objective). Untuk memelihara kontribusi unit/kelompok kerja agar sumber daya manusia yang ada dalam tiap bagian melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain, setiap sumber daya manusia atau pegawai dalam organisasi diharapkan dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
4. Tujuan Personal (Personal Objective). Untuk membantu pegawai dalam mencapai tujuan pribadi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhannya. Pencapain tujuan pribadi pegawai diharapkan dapat dipenuhi karena akan menentukan tujuan organisasi.